KabarNewsOne,Jkt -Ditengah rakyat yang lagi diterpa kesulitan ditengah Pandemi Covid-19. Para elite Politik kini tengah santai menggodok Revisi Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, dan normalisasi pemilihan kepala daerah pada 2022 dan 2023, bergulir di Senayan. Pro-kontra pun membuncah di tingkat elite politik disenayan.
Partai politik terbelah. Terutama poin pelaksanaan Pilkada Serentak. Satu pihak tetap ingin 2022, di lain pihan 2024. Yang mendukung NasDem, PD, PKS, dan Golkar; sementara 2024 didukung PDIP, PKB, PAN, dan PPP. Adapun Gerindra masih berdiri di tengah. Masih bimbang menentukan sikap, hingga saat ini.
Issue yang mencuat, rebutan jadwal ini rerkait dengan peluang para gubernur aktif yang bakal maju jadi calon presiden. Salah satu yang sudah pasti maju pilpres adalah Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Meski belum pasti partai mana akan mendukungnya, nama inilah yang dianggap berpotensi maju pilpres.
Sementara yang lain, ada Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat dan Ganjar Pranowo. Dan Risma yang kini menduduki jabatan sebagai Kemensos. Hanya saja, ketiga orang itu belum eksplisit soal pilpres. Sedangkan Risma dan Anies itu memang keinginannya bisa maju nyapres.
Pembahasan jadwal Pilkada 2022 ini menjadi kini makin ‘panas’ karena menyangkut waktu pelaksanaan Pemilihan gubernur DKI. Kini banyak kalangan parpol sudah sibuk ingin cepat dimulai pilkada 2022, Muncul asumsi bahwa kubu yang menyetujui adanya Pilkada 2022 ingin memuluskan jalan Anies Baswedan menuju Pilpres 2024. Sedangkan partai banteng pendukung pemerinta, PDIP disebut ingin pemilihan kepala daerah (pilkada) tetap digelar secara serentak, di tahun 2024, sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Niat PDIP dinilai untuk menjegal peluang Anies ada di pelat merah hingga pilpres tiba.
Kini DPR RI tengah menggodok revisi Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu). Dalam draf RUU Pemilu itu, diatur jadwal Pilkada 2022. Apakah draf ini nantinya lolos? Atau, pilkada Tetap 2024? Siapakah yang bakal mendapat tiket mulus menuju pemilihan presiden?
Namun kini hal ini menjadi perhatian para pengamat politik, ada yang mengatakan bahwa hal tersebut hanya sandiwara saja. Biar ada kerjaan para politikus di Senayan demi memuluskan anggaran. Ada juga yang berpendapat lain, seharusnya para petinggi parpol lebih baik memikirkan kondisi bangsa ini, yang lagi maraknya Covid 19. Hingga berdampak banyak korban PHK akibat Corona berkepanjangan. Jgn dulu memikirkan hal yang lebih jauh. “Imbuhnya”.