KabarNewsOne,Polemik vaksinasi Anggota Dewan di Senayan yang dituding menggunakan hak istimewanya untuk mendapat vaksin covid 19. ” Hal ini usai pelaksanaan hari pertama kegiatan vaksinasi bagi anggota dewan dan keluarga, namun sangat tertutup”. Pasalnya, selain tidak mengijinkan media melakukan peliputan dan mengambil gambar kegiatan, para anggota DPR dan keluarga pun dilarang untuk mendokumentasikan nya selama proses vaksinasi yang digelar kesekjenan DPR Yang ada di parlemen berjalan lancar.
Baca:KPK: Menuai Kritik Vaksinasi Terhadap Tahanan Korupsi
Menghindari kerumunan dan mencegah terjadinya pelanggaran protokol kesehatan, menjadi alasan pihak penyelenggara menjadikan kegiatan ini tidak terpublikasi, Hingga terbilang ditutupi.
DPR sendiri menargetkan 12 ribu orang akan mendapat vaksinasi, meliputi Anggota Parlemen dan keluarga, sopir, ajudan, tenaga ahli, Pengamanan, staf DPR hingga petugas kebersihan. Proses vaksin tahap pertama ini dijadwalkan selesai dalam 14 hari kedepan, sebelum pemberian vaksin tahap kedua diberikan kembali.
Baca:Guru Mulai Di Vaksin: Pemerintah Tetap Hati-Hati Buka Sekolah Tatap Muka
Hal ini tentu saja mengundang kritik dari sebagian pihak, yang menilai Senayan tidak terbuka dan memposisikan diri Istimewa. Tidak sedikit yang membandingkan dengan vaksin yang dilakukan Presiden, yang dapat dilihat publik secara terbuka. Bahkan, Vaksinasi Anggota DPR pun dinilai salah Sasaran.
Lalu, mengapa DPR melakukan hal ini, Apakah ada rasa ketidakpercayaan diri untuk menerima vaksin yang belum waktunya, Atau bagaimana. “Sementara itu, Ahmad Baidowi, politisi PPP menyangkal bahwa vaksinya tertutup, dan tidak ada yang istimewa.
Menutut prof Thabrani pakar kesehatan Covid 19. Ia menyampai pro kontra itu biasa saja, seharusnya mereka sebagai perwakilan rakyat, tidak menempatkan Posisinya, yang artinya harus Proritas. ” Masih banyak yang saat ini membutuhkan. Ucapnya.