“Panas” Peta Koalisi 2024, Merugikan Jokowi?

Pesta demokrasi bola “Panas” Koalisi 2024, memuluskan kepentingan pemerintah, atau sebaliknya merugikan pemimpin,(Photo), ilustrasi KabarNewsOne

KabarNewsOne, Jakarta – Pesta demokrasi tahun 2024 memang masih cukup lama, namun aroma persaingan telah tercium sejak dini. Partai-partai mulai bergerilya mencari rekan koalisi, demi memuluskan mimpi membangun negeri dan menjual figur yang diyakini mumpuni memperoleh kursi RI satu.

Dan tak tanggung-tanggung, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang dikenal sebagai partai penyokong pemerintah saat ini, mengaku cukup nyaman dan memiliki chemistry yang cukup kuat dalam membangun koalisi, hanya dengan empat partai saja, yaitu Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional.

” Hal ini disampaikan secara langsung Sekjen PDIP, Hasto Kristianto.Kesamaan ideologi yang dianggap salah satu syarat kuat membentuk koalisi, dinilai dapat ditemukan dari keempat partai ini, termasuk dengan PAN usai ditinggalkan tokoh pendirinya, Amien Rais. PDIP bahkan dengan tegas menyebut sulit berkoalisi dengan PKS dan Demokrat yang secara ideologi berbeda. Demokrat dinilai PDIP memilik karakter yang berbeda, meski sama-sama mengandalkan basis massa. Demokrat dinilai hanya mengandalkan elektoral, sementara PDIP mengedepankan ideologis.

Apakah sikap PDIP ini menunjukan berkurangnya harmonis koalisi besar saat ini bersama Golkar, Nasdem dan Hanura? Ataukah PDIP sedang memulai misi baru menuju Koalisi 2024? Lalu bagaimana dengan sikap partai lain menanggapi sikap PDIP ini?

Menurut Ace Hasan, politikus Golkar menanggapi hal itu bisa saja karena dinamika politik, semua harus mengetahui, bahwa di partai politik tak ada teman sejati, semua itu adalah lawan, jika kita bertarung merebutkan kekuasan, ” Ucapnya, (Yn)