KabarNewsOne, Beberapa Bulan Akhir ini,. Penyebaran Corona di tanah air meningkat setiap harinya dan semakin mengkhawatirkan.
Data terakhir yang dirilis Satgas Covid-19, menunjukan penyebaran virus ini sudah mencapai 2.455.912 kasus terkonfirmasi, dengan penambahan per harinya 38.124 kasus. Meski kasus sembuh pun cukup banyak, mencapai 28.975 orang per hari, namun tingginya angka kematian masih membayangi.
Tercatat, 64.631 orang sudah meninggal dunia sejak virus ini dilaporkan pertama kali masuk tanah air pada medio Maret 2020. Dan rekor tertinggi terjadi pada hari Rabu 7 Juli, yaitu 1.040 orang meninggal. Meski sempat turun diangka 852 orang pada hari Kamis, namun naik kembali menjadi 871 orang pada Jumat kemarin.
Kabar duka dari keluarga, handai taulan maupun rekan sejawat yang disampaikan melalui pesan berantai maupun terekam dalam pemberitaan, tak pelak membuat kekhawatiran tersendiri di masyarakat. Tentunya paparan berita duka ini akan memiliki dampak psikologis secara jangka panjang.
Ditambah lagi, selama masa pandemik ini kondisi menjadi serba tidak menentu. Misalnya saja ekonomi yang terus menurun, tingginya PHK dan angka pengangguran, serta sejumlah masa sosial lainnya yang menjadi efek samping dari pembatasan sosial.
Lalu, apa saja dampak psikologis dan sosial yang akan dan sedang dihadapi masyarakat saat ini, Bagaimana seharusnya masyarakat bersikap, terutama di era media sosial ini, agar dampak dari Pandemik tidak semakin memburuk terhadap diri sendiri,
Langkah apa yang harus diambil pemerintah, agar peristiwa seperti di India tidak terjadi di tanah air.Yang kian hari selalu menambah kepanikan bagi masyarakat
Sementara itu dr. Danardi Sosrosumihardjo Sp.KJ(K) (Psikiater), mengungkapkan hal ini adalah sok trafi, bagi masyarakat umum, yang selama acu tak acu dengan namanya Covid, apalagi sering bolak baliknya ambulance
Namun sebagian ambulan itu hanya untuk menakuti saja, ucapnya tentu hal itu yang membuat kepanikan bagi masyarakat, ” Pungkasnya,(Yn)