KabarNewsOne, Jakarta – Pemerintah menganjurkan Aturan makan dine in selama 20 menit ditanggapi berbeda oleh warga. Di satu sisi, ada yang bahagia karena bisa makan di tempat.
Di sisi lain, makan di tempat selama 20 menit tidak efektif dan membuat terburu-buru.
Hal lain adalah sanksi pada mereka yang membuat kerumunan, dianggap tidak adil. Dengan alasan sulit bagi konsumen dan para pedagang makanan, Karena waktunya lebih dari kebijakan tersebut
Namun Prof Wiku Adisasmito, Ketua Satgas Covid 19, mengungkapkan semua ini dilakukan pemerintah adalah langkah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona, ” kebijakan tersebut memang Menuai Polemik ” Jelasnya, Saat berdialog di acara tv berita, Selasa malam. (27/7)
Karena Faktor kebiasaan kita berharap makan lebih diutamakan saat di Lestoran atau di warung makan, bukan untuk ngobrol yang diperpanjang kita gunakan waktu semaksimal mungkin, berikan juga kesempatan kepada yang lain juga, Contoh di luar negeri bisa menerapkan hal itu, kenapa kita tidak
Bahkan Kemel pemilik Restoran menyatakan, soal penegakan aturan ini masih tumpang tindih, dirinya berharap kepada pemerintah jangan pedulikan hanya kebijakan saja, namun lihat juga dan perhatian kan para karyawan restoran tersebut, karena disatu sisi mereka juga butuh buat bayar kontrakan dan juga biaya buat sekolah anak-anak
Bahkan juga dirinya mengungkapkan saat ini, banyak aparat yang melakukan pelanggan seperti Lurah di Depok dan Selebgram di Aceh menjadi tersangka. Sementara, kades di Banyuwangi hanya didenda ringan.
Mengapa ini terjadi Bagaimana agar aturan tak dilanggar dan bisa dipatuhi warga, demi tujuan memberantas corona tercapai, ” Pungkasnya
Sementara itu menurut, Imam Pastojo, Sosiolog, Menilai Poinnya kan sebenarnya memang supaya orang gak makan di resto bahkan sampai nunggu orang antri. Jangankan makan di lokasi, Orang Go food aja bisa antri panjang, ” Ucapnya
Kita juga harus cerdas melihatnya, jangan sekadar terjebak nyinyiran netizen. Kemudian aturan ini juga diadopsi dari luar negeri. Coba dibandingkan dengan negara tersebut.
Ingat juga awal awal Pandemi, banyak yang push agar lockdown. Pemerintah tidak mau pertimbangannya ekonomi rakyat kecil. Nggak lockdown dikritik. Sekarang gak dilockdown tapi PPKM darurat, semua bilang tercekik, ” Pungkasnya
Ada yg bilang PPKM Darurat berhasil sejumlah RS sudah tidak over load. ” Jadi ini juga perlu diingatkan dan dibahas. Makanya Corona antara Kesehatan dan Ekonomi jadi Dilema,” Ucapnya,(Yan)