KabarNewsOne, Jakarta – Pemerintah sudah resmi membuka pintu gerbang bagi Warga Negara Asing, baik wisatawan maupun keperluan lainnya, yang berasal dari 19 negara.
Pemilihan ke-19 negara ini sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia, WHO, dengan angka positivity rate yang rendah dan berada di level 1 dan 2. Negara yang diijinkan pun kebanyakan berasal dari Eropa, Asia, dan Timur Tengah, ” jelasnya.
Sementara tetangga kawasan, tidak ada satupun yang diperkenankan masuk ke tanah air. Para warga Negara Asing WNA ini akan dapat masuk melalu 5 pintu kedatangan yang sudah ditetapkan pemerintah, antara lain Bandara Sukarno Hatta dan Sam Ratulangi Manado untuk perjalanan bukan wisata, sementara Ngurah Rai Bali, Hang Nadim Batam, dan Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang, untuk pelaku perjalanan tujuan wisata.
Selain menunjukan keterangan sudah divaksin dosis lengkap, para pendatang luar negeri inipun diwajibkan menjalani karantina selama 5 hari, ” tegasnya
Keputusan pemerintah membuka gerbang bagi warga negara asing tak pelak menimbulkan pro dan kontra. Sebagian gembira karena ini akan menggerakkan banyak hal di tanah air, terutama yang berhubungan dengan roda ekonomi, yang tak dipungkiri selama kurang lebih Dua tahun ini mengalami Dratis ekonomi stagnasi.
Sementara, sebagian pihak khawatir Indonesia belum siap menghadapi masuknya para pelaku perjalanan dari luar negeri yang berpotensi pada masuknya varian baru di tanah air.
Lalu, sudah cukupkah langkah strategis yang pemerintah siapkan untuk menerima para pelaku perjalanan dari luar negeri ini, Sudah siapkah pemerintah dengan berbagai Resiko dan skenario yang terburuk sebagai dampak dibukanya gerbang bagi pelaku perjalanan dari luar negeri.
Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Kreatif, mengungkapkan saat kita akan melakukan uji coba tersebut, demi memulihkan roda perekonomian, yang selama ini terpuruk, ” pungkasnya
Oleh sebab itu kita kembali mencoba membuka peluang khusus nya di dunia Pariwisata, karena selama ini berkunjung ke mana terhambat karena semua bangsa dilanda Pandemi.
Hal itu kita lakukan sesuai dengan kebijakan langkah prosedur, dari kesehatan Dunia, kita merujuk pada WHO, yang telah memberikan izin, agar kita dapat membuka kembali kunjungan ke Indonesia, ” kata Sandi.Dicky Budiman (Epidemiolog Griffith University Australia)
Bahkan Hermawan Saputra, Ahli kesehatan Masyarakat, Meminta agar pemerintah mengkaji ulang langkah tersebut, karena saat ini kita masih dalam tahap pemulihan dari wabah virus Covid-19, jangan sampai adanya WNA, yang dapat menimbulkan varian baru kembali, ” ucapnya.(Ian)