Buruh Menuntut Kenaikan Upah & Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja

KabarNewsOne, Jakarta – Konferensi Pers yang akan dilaksanakan secara daring, Partai Buruh dan KSPI. Pada pagi ini, Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, akan menyampaikan langsung  hal-hal sebagai berikut.

Baca juga: Aksi Buruh Kawal MK terhadap judicial review UU Pilkada serta Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Terkait tuntutan Butuh di seluruh indonesia, mereka berharap dan Menuntut Penjelasan mengenai kenaikan upah minimum di seluruh Indonesia. ,” tegasnya

Selain itu juga mereka berharap pemerintah mengkaji ulang kembali Tuntutan mereka untuk segera mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan., ” pungkasnya

Karena semua itu tidak berpihak sama sekali dengan Buruh, bahkan mereka mengecam apa bilah tuntutan mereka tak di hiraukan, mereka Berencana aksi besar-besaran buruh terkait tuntutan kenaikan upah minimum 2025.

“Kenaikan upah minimum yang diusulkan adalah sebesar 8%. Namun, KSPI mengusulkan penambahan 2% sehingga kenaikannya menjadi 10% untuk daerah-daerah yang memiliki disparitas upah tinggi antara kabupaten/kota yang berdekatan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan upah di wilayah-wilayah tersebut,” ujar Said Iqbal.

Menurut Said Iqbal, inflasi dalam dua tahun terakhir berada pada kisaran 2,5%, sementara pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2%. Jika digabungkan, totalnya sekitar 7,7%, yang kemudian dibulatkan menjadi 8% hingga 10%. ” ucapnya.

Baca juga : Buruh Minta Kenaikan Upah Minimum Tahun 2025 Sebesar 8 Hingga10 Persen

Sementara itu juga ia menekan agar segera untuk pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja., yang tak berpihak pada para buruh.” terangnya

Bahkan Said juga menegaskan Pernyataan sikap seluruh buruh Indonesia terkait pelantikan Presiden RI terpilih. Yang akan di laksanakan pada Tanggal 20/10/24. Mendatang, ” terang Said Pada awak media.

Baca juga: Aksi Buruh Kawal MK terhadap judicial review UU Pilkada serta Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Harapan dari Partai Buruh dan juga elemen buruh, untuk saling mendukung kepentingan kaum buruh, apalagi di tengah ekonomi yang tengah lesu, menghadapi tahun politik pilkada serentak ini. ” Juga krisis global di seluruh dunia.” paparnya. (Den)