KabarNewsOne, Jakarta – Israel dan Palestina akhirnya bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata di perbatasan jalur Gaza yang mulai berlaku hari Jumat 21 Mei 2021 jam 2 pagi waktu Israel atau Palestina.
Gencatan senjata ini sebagai tanda berakhirnya perperangan 11 hari kedua negara dan mewujudkan harapan banyak negara. Tentu keputusan ini juga sejalan dengan harapan pemerintah Indonesia. Sebelumnya di hadapan Majelis Umum PBB yang khusus membahas situasi Palestina dan Timur Tengah, Menteri luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan tiga usulan: Pertama, menghentikan kekerasan dan aksi militer untuk mencegah korban lebih lanjut.Kedua, memastikan akses bantuan kemanusiaan dan perlindungan warga sipil. Ketiga, mengupayakan negosiasi multilateral yang kredibel.
Dunia internasional berharap gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina yang dimulai sejak pagi tadi dapat bertahan lama. Lantas apa yang harus dilakukan PBB atau dunia Internasional agar konflik Israel-Palestina tidak berlarut-larut, Akankah perdamaian abadi Israel dan palestina akan terwujud pascagenjatan senjata.
Menurut Faisal Assegaf, pengamat timur tengah, menyatakan penindasan di jalur Gaza, ini soal Konflik soliditas dari negara muslim tidak menunjukan sikap, soliditas dari negara Araf muslim menjadi kepentingan.
Bahkan ada 15 milisi yang melakukan gencatan tersebut, ditahun ini, serta bantuan salafi, yang membantu Palestina solusinya adalah kita harus membatu negara-negara muslim di jalur Gaza, yang menjadi pemicu utama.
Bahkan Teuku Rezansya, jubir Kemenlu menyampaikan simpatik terhadap gencatan Tersebut, melalui deplomasi dari pemerintah melalui akses kemanusiaan, dalam tantangan blokade ditepi barat, serta kekuatan mereka terkekang oleh Israel yang selalu menyerang Palestine. ” Ucapnya
Dunia internasional harus menekan keperdulian bersama untuk konflik Palestina oleh Israel, agar peran dewan PBB, bisa berbuat sesuatu.(Yn)