Tokoh Agama Kritik Pernyataan Menag

KabarNewsOne, Jakarta – Menteri Agama (Menag) akan menerapkan kebijakan pembacaan doa bagi semua agama di setiap kegiatan Kemenag. Rencana ini ternyata menuai pro dan kontra. MUI dan sejumlah tokoh agama langsung merespon hal tersebut.

Menurut Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, selama ini sudah benar setiap ada kegiatan, kita selalu berdo’a menurut kepercayaan masing-masing. “Kenapa sekarang dibikin ribet dan rancu,” ungkap Anwar Abbas. Selasa (6/4).

Dilanjutkan Anwar, Indonesia ini negara demokrasi yang menjunjung tinggi toleransi. Dan toleransi itu baru punya makna kalau dia diletakkan di tengah-tengah perbedaan. “Kalau saya orang Islam, ya ucapkanlah salam secara orang Islam,” katanya.

“Jika salam juga mau digabung, ya itu namanya homogenisasi dan itu tidak mencerminkan pluralitas. Dan apa pentingnya membacakan doa agama tertentu tetapi kita tidak mengerti maknanya,” lanjut Anwar.

Anwar juga mempertanyakan pemahaman Menteri Agama soal toleransi dan kehilangan akal. “Jadi hal ini jangan dicampur adukan antara ormas dalam kepemimpinan urusan agama.”

Sementara itu, ada pula sejumlah tokoh agama yang memberikan masukan.

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny, menuturkan, selama ini sudah cukup bagus. Setiap ada kegiatan kita selalu diberikan kebebasan untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing.

“Hal tersebut sudah bagus,” ungkap Romo Benny dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi, Selasa (6/4).

Lain halnya, tambah Romo Benny, kalau kita acara sendiri-sendiri tanpa ada agama lain. “Jadi buat apa kita menerapkan yang tak ada gunanya, hingga terjadi pro kontra seperti ini.”

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berencana akan membacakan doa seluruh agama dalam setiap acara di Kementerian Agama.

“Kita ini sedang melaksanakan Rakernas Kementerian Agama yang di dalamnya bukan hanya urusan agama Islam saja,” ucap Gus Yaqut saat itu. (yn)