Polemik Tapal Batas Kab Lahat & Maura Enim Di Respon Kemendagri.

Lokasi batas wilayah yang direbutkan antara kab Lahat & Muara Enim Sum-Sel. Menurut peta Google.

KabarNewsOne,Jakarta-Sengketa lahan batas wilayah antara Kabupaten Lahat, dengan Muara Enim. Sumatera Selatan. Di respon kementerian Dalam Negeri. Rabu.10.20.2021.

Gerakan masyarakat peduli lingkungan kabupaten lahat, tak terima wilayah hutan lindung Bukit Jambul Fatah, diduga diambil alih oleh pihak lain. ” Saat ini beralih fungsi, masuk Wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan.

Baca Juga:Pemkot Palembang Buka Lahan Baru Lokasi wisata, Mirip Ancol.

Kegaduhan Saling klaim batas wilayah tersebut, Masyarakat di Sekitar langsung bergerak melakukan cek dan ricek mengumpulkan data, untuk mengungkap hal sebenarnya. Hinga terjadi mediasi antara Gemapala dengan Pemkab Kabupaten Lahat, dan DPRD. Guna untuk Menelusuri hal sebenarnya. ” Tak terima lahan di serobot, masyarakat yang mengatas namakan Gerakan masyarakat pagar alam, Lahat (Gemapala) bersama dengan pengurus Forum Kades Kecamatan Kota Agung, dan Asisten 1 Pemkab Lahat Rudi Thamrin telah berangkat langsung, Mendatangi Kementerian Dalam Negeri, di jalan Merdeka Barat”. Untuk melakukan klarifikasi uji Permasalahan. Rabu 10.2.202.

Baca juga:Kemendagri: Pemenang Pilkada Segera Akan Dilantik.

Dalam upaya itu mereka langsung diterima dengan baik oleh bagian Direktorat Batas Wilayah Mendagri. Acara ini berjalan dengan lancar, walaupun di tengah Pandemi. M Sangkut selaku ketua gerakan masyarakat yang peduli Menceritakan keluh kesah masyarakat yang ada dikawasan tersebut, Namun kini setelah lahan tersebut di klaim pihak lain, sering terjadi banjir dan tanah Longsor di kawasan Mulak ulu dan Semende juga kota agung. Ungkapnya.

Sementara pihak Mendagri yang menerima perwakilan masyarakat (Gemapala) berjanji akan menuntas persoalan tersebut, namun mereka minta waktu untuk bisa menjawab dan klarifikasi permasalahan tersebut. Ucapnya.

Baca juga:Mendagri: PPKM Mikro. Pusat Perbelanjaan & Mal dibuka Sampai pukul 21.00. waktu ditentukan.

“Menurut warga setempat lahan itu kini sudah beralih fungsi hingga masyarakat tak bisa memasuki wilayah Tapal itu dikarenakan ada penjagaan ketat oleh oknum aparat”. Membuat warga makin kebingungan ada apa dalam area kawasan tersebut, yang tiap malam mobil tronton keluar masuk. Bebernya.