KabarNewsOne, Jakarta – Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta digeledah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada.(2/3).
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud langsung Merespon menduga pesantren semacam itu memiliki kurikulum Pemahaman Radikal, yang berbeda dengan yang ada di ponpes NU.
Sementara itu Pengasuh sekaligus anak pendiri Ponpes Ibnu Qoyyil, M Najib Hisyam, mengakui adanya penggeledahan yang dilakukan Densus 88. Namun saja Najib mengaku tak tahu kenapa ada penggeledahan di ponpes putri tersebut,
Lebih lanjut, ia mengatakan tak memahami, apa tujuan dari mereka menggeledah, juga menyita buku dan Laptop itu. ” Dengan alasan bahwa pengajaran di ponpes ini, menyalahi aturan, cara yang paling mudah agar pesantren tidak mengajarkan radikalisme pada santrinya.
” Namun hal itu langsung ditanggapi Marsudi Suhud, bahwa di yakni ponpes santri tersebut menggunakan kurikulum ajaran yang berbeda menggunakan pemahaman Radikal kepada para santri nya, berbeda dengan yang ada di ponpes NU. Dia juga menyarankan agar kitab-kitab yang digunakan juga sama dengan yang ada di pesantren NU. “Ikutin mestinya kurikulumnya kayak kurikulum NU. Itu saja yang paling gampang, kitab-kitabnya kayak kitab NU,” ujarnya.
Dengan hal ini, seharusnya pembelajaran bagi kita semua, agar masyarakat juga berhati-hati, kalau mau mendidik anak nya, tentang ajaran Islam, ” Jangan Samapi anak santri kita terjerumus dengan ajaran paham Radikal.
Dengan maraknya ponpes, yang baru-baru, patut kita lihat dan teliti dahulu sebelum terjerumus dengan ajaran yang sesat itu, Beber Marsudi. (Yn)