KabarNewsOne,Jkt – Pasca Vaksinasi, Rabu lalu, Presiden Joko Widodo menerima Vaksinasi covid-19 di Istana Merdeka. Vaksinisasi ke Presiden menandai dimulainya program vaksinasi nasional. Sejumlah daerah mulai melakukan penyuntikan yang juga diikuti para kepala daerah.
Namun vaksinasi tak lantas menjadikan masyarakat langsung kebal terhadap covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan kekebalan kelompok belum akan terjadi tahun ini, meskipun vaksinasi telah diberikan. Disiplin protokol kesehatan tetap menjadi kunci menghentikan penyebaran virus ini. Peringatan WHO ini sejalan dengan fakta bahwa penyebaran covid-19 masih belum terhentikan. Di dalam negeri, lonjakan kasus terkonfirmasi positif covid-19 kembali pecah rekor. Pada Kamis kemarin penambahan kasus baru covid-19 tembus 11.557 kasus. Povinsi DKI Jakarta, Jawa Barat , Jawa Tengah dan Jawa Tinur secara berurutan sebagai wilayah penyumpang kasus positif baru.
Tingginya angka positif tentunya menimbulkan keprihatinan dan pertanyaan, efektifkah kebijakan beberapa daerah yang telah menerapkan jam malam, memperketat protokol kesehatan selama penerapan pembatasan kegiatan Jawa dan Bali?lalu bagaimana daerah menahan laju penularan wabah Corona?
Delema ini menjadi cibiran, masyarakat yang kini bangsa dan negara lain tengah berjuang menghadapi virus Corona, yang tak kunjung selesai. Walaupun negara-negara lain telah memberikan vaksin. Hingga pendistribusian vaksin selalu berdatangan.
Menurut para ahli edemiologi prof nidom, vaksin itu hanya untuk menambah daya tubuh saja. Vaksin Corona merupakan produk yang paling ditunggu-tunggu seluruh masyarakat di dunia saat ini, termasuk di Indonesia. Kehadirannya akan menenangkan publik di tengah Corona yang telah merenggut nyawa banyak orang.
walaupum vaksin Sinovac yang tengah hadir dan datang di Indonesia, vaksi ini sudah mendunia hingga mereka sudah uji klinis tahap ke 2. Hingga pemerintah telah menggunakan vaksin tersebut.