Kaesang Meradang Buktikan Kalau Benar Presiden Intervensi eks ketua KPK Agus Soal Kasus E-Ktp

KabarNewsOne, Jakarta – Mantan Eks Ketua KPK Agus Rahardjo Buka-bukaan terkait dirinya pernah di intervensi oleh Presiden Jokowi,  Ketika dirinya masih menjabat Sebagai pimpinan Antirasuah, untuk menghentikan kasus yang ia tangani. Kasus E-ktp.

Dalam pernyataan itu agus mengungkapkan dirinya di panggil langsung oleh jokowi, menghadap ke istana negara.

Baca juga: Agus Rahardjo Eks Pimpinan KPK Mengaku Pernah Di Minta Jokowi Stop Kasus E-ktp Yang Melibatkan Setnov

Cerita Agus mengenai pertemuan dengan Jokowi itu disampaikan dalam wawancara program Rosi di Kompas TV seperti dikutip, Jumat (1/12). Agus mengatakan saat itu dipanggil sendirian oleh Jokowi ke Istana., ” terang Agus

“Saya terus terang pada waktu kasus e-KTP saya dipanggil sendirian, oleh Presiden. Presiden waktu itu ditemani oleh Pak Pratikno. Saya heran biasanya memanggil itu berlima, ini kok sendirian. Dan dipanggilnya juga bukan lewat ruang wartawan, tapi lewat masjid kecil gitu,” kata Agus.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Resmi Menetapkan Ketua KPK Jadi Tersangka Kasus Suap

Bahkan dirinya mengungkap cerita soal Jokowi yang meminta KPK menghentikan kasus korupsi e-KTP yang menyeret nama mantan Ketua DPR Setya Novanto. Agus menyebutkan momen itu menjadi salah satu pendorong lahirnya revisi UU KPK. Istana menegaskan revisi UU KPK bukan inisiatif pemerintah, melainkan inisiatif DPR.,” pungkasnya

Pernyataan Eks Pimpinan kpk Agus langsung Sontak ramai di semua media, menuai kontroversi Kaesang putra presiden jokowi, yang merupakan ketua umum Psi ikut langsung komentar menanggapi Omongan Agus.

Bac juga:

Bahkan Kaesang berharap Agus jang. Asal ngomong, dirinya meminta kepada Agus Untuk langsung membuktikan, jang. Asal omong kalau tidak punya bukti, kesal Kaesang

Selain itu juga Firli langsung buka suara mengatakan posisi pimpinan KPK rentan mendapat intervensi.,” terangnya., “Itu hal wajar., ” ungkapnya

Bahwa saya kira setiap pimpinan menghadapi segala tantangan, hambatan, bahkan juga bisa jadi intervensi maupun tekanan hal biasa itu sudah lumrah,” ucap Firli di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (1/12/23).

“Karenanya jangan pernah menjadi pimpinan KPK kalau tidak berani untuk diintervensi, tidak berani untuk melawan tekanan, karena sesungguhnya keselamatan kita semua memang ada di pundak pimpinan KPK untuk bersihkan negeri ini dari praktik korupsi,” katanya.

“Saya kira semua semua orang akan alami tekanan intervensi dll, tinggal kita milih apakah berani untuk melawan tekanan atau tidak. Rekan-rekan pasti melihat kenapa akhir-akhir ini terjadi, mungkin juga ada tekanan atau lain-lainnya,” pungkasnya.(Tim)

 

 

 

 

 

 

Penulis: TimEditor: Nyimas