Sukamta: Ade Armando Jangan Asal Bicara Jogjakarta Contoh Daerah Dinasti Politik Kalau Tidak Mengerti Sejarah

KabarNewsOne, Jogjakarta – Polemik pernyataan Ade Armando, tentang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempraktikkan politik dinasti, menuai kontroversi dan kecaman serta  tanggapan dari berbagai pihak. Tak luput anggota DPR Ri Dapil  Jogjakarta. Sukamta. Kamis (7/12/23)

Atas pernyataan Ade Armando, bahwa jogjakarta merupakan salah satu daerah dinasti politik, langsung di kecam oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, ia menjelaskan seharusnya Ade Belajar sejarah terlebih dahulu, jangan memalukan diri sendiri jika tak paham. , ” katanya

Baca juga:Polemik Hak Guna Usaha Lahan Tanah Masyarakat Sekadau Dipatok Perkebunan, DPRD Kabupaten Turun Tangan

Bahkan Politikus PKS, ini menjelaskan kembali Kenapa Jogja menjadi daerah istimewa, Karena pemerintah daerah Yogyakarta, gubernurnya adalah raja yang bertahta, berbeda dengan daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia.,” ucapnya

Kenapa demikian, mari kita lihat sejarahnya., ” Kerajaan kraton Yogyakarta itu sudah ada lebih dari 2 abad sebelum Republik Indonesia diproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945., ” kembali ia ucapkan Eksistensi kraton Yogyakarta tidak lepas dari perjuangan melawan penjajah Belanda. Ketika Indonesia lahir tahun 1945,, ” paparnya.

Baca juga: Kejari Sumatera Selatan Menetapkan 5 Tersangka Mafia Tanah Penjual Aset Asrama Pondok Mesudji Di Jogjakarta

Bahkan ia menuturkan kraton Yogyakarta sudah ada, dan belum pernah dijajah Belanda,  kraton tetap merdeka. Kraton Jogjakarta memiliki kontribusi penting terhadap berdirinya Republik Indonesia.” ini.

Disaat itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang bertahta, dengan sadar, legowo dan berbesar hati bukan memilih berdiri sendiri menjadi kerajaan yang wilayahnya cukup luas saat itu. Tapi menjadikan kerajaannya sebagai modal kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya modal wilayah teritorial, yang tentu ini sangat penting, tetapi beliau juga memberikan kekayaan kraton secara cash, sebagai modal perjuangan kemerdekaan kita.  Saat Republik Indonesia dipecah pecah dan diubah menjadi RIS, dalam dinamika perjuangan melawan Belanda, kraton Yogyakarta selalu menjadikan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia secara konsisten.,” jelasnya.

Baca juga: “Heboh asrama pondok mesudji Yogya, mau di jual mafia tanah. DPRD sum-sel respon.

Jadi kita minta Kepada Saudara Ade Armando, untuk lebih jelas dulu, dan memahaminya jangan asal bicara saja, kalau tidak mengerti.

Selain itu juga Anggota Komisi 1 Sukamta, meminta Hargailah Keistimewaan Yogyakarta Karena Sejarahnya dan Kontribusinya terhadap Berdirinya Republik Indonesia jelas.

Dengan latar belakang sejarah seperti itulah, lanjut Sukamta, pemerintah Republik Indonesia sejak zaman Presiden Soekarno memberikan status kepada Yogyakarta setingkat provinsi dengan status Daerah Istimewa. Dan kerajaan Yogyakarta diakui secara lebih resmi lagi dengan lahirnya UU RI No. 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Yogyakarta. Jadi, keberadaan Yogyakarta dan keratonnya itu bagian integral dari Republik Indonesia.

Dan itulah istimewanya. Bentuknya masih dibiarkan sebagai kerajaan, karena memang sejak dulu bentuknya seperti itu; tidak diubah, tidak dihilangkan, tapi dihormati dan diakui eksistensinya. Oleh negara.

“Yang namanya kerajaan ya pasti punya aturan-aturan kerjaan. Kepala negaranya, rajanya turun-temurun. Itu namanya sistem dinasti, bukan politik dinasti. Jadi, kalau hari ini ada orang yang mengejek Yogyakarta disamakan dengan politik dinasti yang sedang menjadi isu hangat akhir-akhir ini, itu pelecehan. Karena kraton Yogyakarta tidak pernah merekayasa menjadikan Republik Indonesia berpolitik dengan politik dinasti. Jadi mohon kepada semua pihak, hargailah sejarah Yogyakarta, hargailah perjuangan Pendiri Bangsa. Salah satu kontributor terbesarnya adalah kerajaan Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Sekali lagi, kita terus pertahankan Yogyakarta yang istimewa, istimewa pemerintahannya, istimewa kotanya, istimewa warganya, dan juga istimewa rajanya” ujarnya.(Lempo)